Jumat, 07 November 2014

BAB 3 MERANCANG ARSITEKTUR DATA

MERANCANG ARSITEKTUR BASIS DATA

A.    Implikasi yang Bersifat Asitektur terhadap Backup dan Recovery Diidentifikasi
Implikasi yang bersifat asitektur terhadap backup dan recoverydapat diidentifikasikan dengan melakukan peninjauan ulang terhadap arsitektur basis data yang akan terlihat dari beberapa hal berikut.
1.      Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada kita menyimpan data secara manual(non elektronis) atau secara elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk spreadsheet atau dokumen teks biasa)
2.      Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat antarkelompok data dalam sebuah basis data maka redundansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik dimemori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan. Selain iu, kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
3.      Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean aatau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data domain data, keunikan data, dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data sangat berguna untuk menekankan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.
4.      Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu tidak selalu kita gunakan. Karena itu kita dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita gunakan dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif (menjadi offline) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan offline (seperti removedisk atau tape). Disisi lain, karena kepentingan pemakai data, sebuah basis data dapat memiliki data yang dsebar dibanyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisahkan dan disimpan di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer, data yang berada disuatu lokasi/cabang dapat juga diakses (menjadi tersedia/available) bagi lokasi/cabang lain.
5.      Kelengkapan (Completeness
Lengkap atau tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relatif. Bila seseorang pemakai sudah menganggap bahwa data yang dipelihara sudah lengkap maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau, yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tenyu dimasa yang akan datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, disamping data kita juga harus menyimpan struktur. Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang maka kita tidak hanya dapat menambahrecord-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru atau dengan penambahan field-field baru pada sebuah tabel.
6.      Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untul sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
7.      Kebersamaan  Pemakai (Sharability)
Pemakai basis data sering kali tidak  terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem aplikasi saja. Data pegawai dalam basis data kepegawaian, misalnya dapat digunakan oleh banyak pemakai, dan sejumlah departemen dalam organisasi atau oleh banyak sistem. Basis data yang dikelola oleh sistem yang mendukung lingkungan mutiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data atau kondisi deadlock.

Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu prosesatau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Fase ini adalah inti teknisdari proses rekayasa perangkat lunak. Pada fase ini dimana elemen-elemen dari model analisa dikonversikan. Dengan menggunakan satu dari sejumlah metode perancangan, fase perancangan akan menghasilkan perancangan data, perancangan antarmuka, perancangan arsitektur dan perancangan prosedur
Banyak langkah yang perlu dilakukan dalam penggunaan perangkat lunak. Langkah-langkah menggambarkan struktur data, struktur rpogram, karakteristik antar muka dan detail prosedur yang merupakan sintesa dari keperluan-keperluan informasi. Perancangan data adalah langkah pertama dari empat kegiatan perancangan rekayasa perangkat lunak. Menurut Wasserman, aktivitas utma dalam perancangan data adalah memilih gambaran logik dari struktur data yang dikenali selama fase spesifikasi dan pendefinisian keperluan. Pemilihan ini melibatkan analisis algoritma dari alternatif struktur dalam rangka menentukan perancangan yang efisien.
Berikut adalah petunjuk dalam melakukan input data :
a.       Kurangi jumlah aksi input yang diperlukan pemaikai
b.      Jaga konsistensi antar tampilan informasi dan input data
c.       Bolehkan pemakai melakukan penyesuaian input
d.      Intraksi harus fleksibel tetapi dapat disetel ke mode input yang disukai pemakai
e.       Padamkan perintah yang tidak sesuai dengan aksi saat itu, pemakai mengendalikan aliran interaksi.
f.       Sediakan help untuk membantu aksi semua aksi input
g.      Buang input mickey mouse

B.     Mengidentifikasi dan Menguji Skenario Kegagalan dan Resiko
Pengidentifikasian dan pengujian terhadap berbagai skenario kegagalan dan resiko dapat dilakukan dengan memantau situas sebagai berikut
a.       Pencurian
b.      Kehilangan kerahasiaan
c.       Kehilangan privacy
d.      Kehilangan integritas
e.       Kehilangan ketersediaan
Proteksi basis data terhadap ancaman/gangguan melalui kendali yang bersifat teknis maupun administrasi perlu dilakukan.
Ancaman baik disengaja atau tidak yang merusak sistem sehingga merugikan organisasi dapat berupa :
1.      Tangible, yaitu kehilangan atau kerusakan hardware, software data
2.      Intangible, yaitu kehilangan kredibilitas, kehilangan kepercayaan klien
Kerusakan sistem basis data dapat mengakibatkan aktivitas terhenti. Lamanya waktu pemulihan basis data tergantung pada berikut :
1.      Apakah adahardware dan software alternatif yang dapat digunakan
2.      Kapan backup terakhir dilakukan
3.      Waktu yang diperlukan untuk merestore sistem
4.      Apakah data yabf hilang dapat dipulihkan
Sikap kerja
1.      Mengidentifikasi implikasi yang bersifat arsitektur terhadap backup dan recovery

2.      Mengidentifikasi dan menguji berbagai skenario kegagalan dan resiko